Kapolres Sumba Timur : Polri, TNI Dan Aparat Sipil Adalah Pemersatu Bangsa Karna Didalamnya Tidak Ada Perbedaan Batas Suku, Agama Dan Ras

Kapolres Sumba Timur : Polri, TNI Dan Aparat Sipil Adalah Pemersatu Bangsa Karna Didalamnya Tidak Ada Perbedaan Batas Suku, Agama Dan Ras
Tribratanewssumbatimur.com – Kamis (11/4/17) jam 09.45 Wita, bertempat di gedung nasional Umbu Tipuk Marisi Waingapu, dilaksanakan kegiatan dialog forkompimda dengan komponen daerah dan masyarakat di kabupaten Sumba Timur, dengan tema " melalui dialog wawasan kebangsaan kita tingkatkan komunikasi dan kebersamaan dalam mewujudkan Sumba Timur yang aman, damai, dan tentram dalam bingkai NKRI ". Kegiatan tersebut dihadiri oleh asisten I kabupaten Sumba Timur bidang pemerintahan dan kesra Domu Warandoy, SH., Kapolres Sumba Timur AKBP Victor M.T. Silalahi, SH, MH, Dandim 1601 Sumba Timur Letkol Inf. Zaenudin, SE., kepala badan litbang, Kasubden POM, Dan Posal, Kasat Intelkam Polres Sumba Timur, FKUB, FKDM, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, Tokoh adat, Camat Kambera, perwakilan Camat kota Waingapu, Lurah Prailiu, BEM Unkriswina Sumba dan  perwakilan siswa dari SMA Khatolik Andaluri. Kapolres Sumba Timur AKBP Victor M.T. Silalahi, SH, MH sebagai salah satu narasumber dalam acara tersebut menyampaikan materi tentang peningkatan wawasan kebangsaan NKRI dari aspek kamtibmas. Dalam pemaparannya Kapolres menyampaikan definisi wawasan kebangsaan yakni kesadaran dan sikap yang memandang dirinya sebagai suatu kelompok bangsa yang sama dengan kerikatan sosiokultural yang disepakati bersama berdasarkan wawasan kebangsaan tersebut. Kapolres mengatakan paham kebangsaan mulai dirubah oleh oknum tertentu sehingga paham kebangsaan mulai memudar. “ Paham yang dibawa dari negara luar bukanlah paham yang lahir di Indonesia. Polri, TNI dan aparat sipil adalah pemersatu bangsa karna didalamnya tidak ada perbedaan batas suku, agama dan ras,” jelas Kapolres “ Proses reformasi  yang dibangun selama ini belum dapat berjalan dengan baik dengan adanya berbagai ancaman dengan lunturnya nilai nilai kehidupan berbangsa dan negara, kemerosotan mental dan etika, sehingga  munculnya krisis kepercayaan, krisis ideologi, dan krisis moral berbangsa,’ ujarnya “ sebagai penerus generasi muda harus bersama sama menangkal ancaman radikalisme dengan meningkatkan penghayatan dan pengamalan Pancasila dan UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika dan NKRI, kata Kapolres. Empat Pilar Kebangsaan juga disampaikan oleh Kapolres yang meliputi  Pancasila sebagai ideologi negara, Undang-Undang Dasar 1945 sebagai Landasan Konstitusi Negara, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan dan jati diri bangsa Indonesia. “Pemahaman terhadap nilai-nilai yang terkandung dalam empat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara harus selalu ditumbuh kembangkan dan diimplementasi dalam kehidupan sehari-hari untuk mewujudkan cita-cita masa depan Indonesia yang lebih baik menuju masyarakat yang sejahtera, adil, makmur serta menjadi negara yang berdaulat dan bermartabat,” jelas Kapolres proxy war untuk menghancurkan sendi sendi negara, penghancuran ekonomo sehingga perang saudara, masalah narkoba, cyber crime, berita hoax, agitasi, propaganda, provokasi, gerakan separatis. Kapolres menegaskan bahwa sekarang kita harus waspada menghadapi ancaman yang akan dihadapi di masa depan seperti Proxy war, intoleransi, radikalisme terorisme, narkoba, kasus people smuggling dan trafficking in person dan Illegal fishing Peran dan dampak penggunaan media sosial dalam perkembangan jaman saat ini juga disampaikan Kapolres dalam acara tersebut. “ Sebagian besar masyarakat Indonesia telah memiliki Android sebagai media untuk berkomunikasi dan berinteraksi melalui medsos, oleh karena itu kita harus cermat, cerdas dan teliti dalam berinteraksi melalui medsos agar tidak menjadi pemicu terjadinya kegaduhan,” ungkapnya. “ Jangan menjadi orang yang gampang menyebarkan berita hoax yang belum jelas sumber dan kebenarannya karena berita hoax dapat memecah belahkan persatuan dan kesatuan,” ajak Kapolres Menghadapi hal tersebut Ditambahnya bahwa Kepolisian menerapkan grand strategi polri yakni membangun kepercayaan dan kemitraan dengan masyarakat, sehingga menjadikan Polri sebagai pelayan masyarakat bukan dilayani. “ Polri terus berbenah untuk menuju organisasi unggul dengan program promoter dan perbaikan internal Polri, pelayanan publik yang humanis serta mendukung pembangunan dan pembrantasan pungli. (pc26)