Gelar Doa Bersama, Kapolres Sumba Timur : Bangun opini bahwa bangsa Indonesia merupakan rumah yang nyaman yang tidak takut akan ancaman teror
Tribratanewssumbatimur.com – Menghadapi isu radikalisme dan aksi teror yang terjadi, Polres Sumba Timur menggelar kegiatan doa bersama sebagai ungkapan bela sungkawa atas gugurnya 3 anggota Polri yakni Briptu anumerta Ridho Setiawan, Briptu anumerta Taufan Tsunami dan Briptu anumerta Imam Gilang Adinata dalam ledakan bom di Kampung Melayu, Jakarta Timur serta mendoakan keutuhan NKRI, Minggu (28/5/17) pagi.
Kegiatan doa bersama dilaksanakan dalam ibadah Misa pagi pukul 07.00 Wita di Gereja Paroki Sang Penebus Wara yang dihadiri oleh Kapolres Sumba Timur AKBP Victor M. T. Silalahi, SH, MH, Kabag Sumda Kompol Alex K. Rapangula, Kasie Propam Aiptu Moses Kopong, Anggota Kodim 1601 Sumba Timur, anggota Polri yang beragama Katolik.
Kegiatan misa dipimpin oleh Pastor Paroki Sang Penebus Wara Waingapu Pater Lorensius Lino Maran, CSsR dengan mengusung tema peringatan " Hari Komunikasi Sosial Sedunia" dengan dihadiri oleh sekitar 400 orang jemaat.
[caption id="attachment_5010" align="aligncenter" width="900"] Kapolres menyampaikan himbauan kamtibmas kepada jemaat yang hadir dalam misa tersebut (dok humas)[/caption]Dalam kegiatan tersebut Kapolres Sumba Timur memberikan himbauan kamtibmas terkait situasi nasional yg terjadi saat ini. Kapolres mengucapkan terima kasih kepada Pastor Paroki Wara dan Dewan Paroki Wara karena telah memberikan kesempatan kepada Polres Sumba Timur untuk memberikan himbauan kamtibmas.
Kapolres mengatakan perkembang sosial politik di bangsa ini sangat pesat. Teknologi yang berkembang saat ini memunculkan sisi positif dan negatif.
“ Salah satu sisi negatif dari perkembangan teknologi yakni menyebarnya isu-isu radikalisme yang ingin mengubah Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika. Setiap opini dan ujaran kebencian ataupun berita hoax dapat memunculkan dampak yang sangat luas sehingga situasi ini terkadang dapat dimanfaatkan oleh oknum tertentu yang ingin memecah belahkan persatuan dan kesatuan bangsa,” jelas Kapolres dihapan jemaat Paroki Wara
[caption id="attachment_5011" align="aligncenter" width="900"] dok humas[/caption]“ Saya minta agar kita untuk lebih bijak menggunakan medsos, jangan memanfaatkan medsos untuk menyebarkan hoax dan ujaran kebenciaan. Mengacu Aksi Bom Bunuh Diri di kampung Melayu itu merupakan salah satu dampak negatif dari penggunaan medsos, Para pelaku didoktrin untuk melakukan tindakan radikal dan tidak sesuai dengan ajaran agama melalui medsos tersebut,” kata Kapolres
“ Menjaga pilar kebangsaan seperti Pancasila, UUD RI 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI sebagai pedoman dalam berbangsa dan bernegara adalah kewajiban setiap warga negara dalam merespons munculnya radikalisme , fundamentalisme, dan Trans nasionalisme yang merambah di semua aspek kehidupan. Ini merupakan tanggung jawab moral, politik dan sosial semua komponen bangsa dan seluruh Stake holder terhadap keutuhan NKRI,” ujar Kapolres
“ Munculnya gerakan radikal anti demokrasi ini memberikan peringatan kepada negara untuk segera mengambil langkah-langkah strategis penyelamatan sekaligus tindakan tegas untuk memberangus kehadiran berbagai organisasi yang mengancam pluralitas.
[caption id="attachment_5012" align="aligncenter" width="900"] dok humas[/caption]Lanjutnya “ Radikalisme tidak bisa terlepas dari isu transnasionalisme. Transnasionalisme merupakan gerakan sistematis yang berupaya mereduksi dan menyeragamkan masyarakat dari berbagai bangsa menjadi satu bangsa dunia dengan satu ideologi politik tertentu, sudah pasti akan menjadi ancaman nyata, serius dan krusial pada tinggal yang paling kronis akan memporak-porandakan demokrasi Pancasila yang merupakan ideologi keberagaman dan multikultural seperti yang sudah melekat dengan kehidupan bangsa Indonesia,”
“ 4 Pilar kebangsaan merupakan harga mati yang perlu dipertahankan. 4 Pilar Kebangsaan itu yang bisa membuat negara kita berdiri teguh sampai saat ini. Diharapkan masyarakat berperan aktif untuk menyadarkan orang yang sudah terkontaminasi paham radikalisme. ini merupakan tanggung jawab bersama untuk membangun dan menjaga keutuhan NKRI,” serunya
“ Dalam pelaksanaan tugas Polri perlu dukungan masyarakat untuk menjaga kamtibmas. Bangun opini bahwa bangsa Indonesia merupakan rumah yang nyaman yang tidak takut akan ancaman teror, bangsa Indonesia tidak takut akan aksi teror dan propaganda yang dibuat oleh para teroris tersebut,” ajaknya
“ Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang besar dan memiliki sumber kekayaan bangsa. Mari kita bersama menjaga warisan bangsa tersebut dengan tidak membedakan Suku, Agama dan Ras serta menjunjung rasa Nasionalisme tinggi. Laporkan setiap ganguan ataupun ancaman yang terjadi, bersama kita bergandengan tangan untuk mewujudkan situasi yg aman dan kondusif di wilayah Sumba Timur,” tutupnya.
Program yang dilaksanakan oleh Polres Sumba Timur merupakan program Polisi Beriman yang berpedoman dengan program prioritas Kapolri yakni Profesional, Modern dan Terpercaya (promoter). (pc26)